Hari ini, lagi-lagi kudapati kau tersenyum menatapku diam-diam. Aku tahu, sedari tadi yang kau perhatikan bukan guru di hadapanmu, tapi aku. Aku yang duduk tak jauh di depanmu. Aku yang sesekali mengalihkan pandanganku dari guru hanya untuk memperhatikanmu. Aku yang kau senyumi beberapa kali hari ini.
Dua tahun aku pendam perasaan ini. Aku ingin tertawa mengingat waktu yang
ku gunakan untuk menyukaimu dalam diam. Aku ingin menangis mengingat
semua yang sudah ku lakukan demi menginginkanmu dekat denganku. Aku dulu
seperti orang bodoh. Seperti orang gila. Ya! Memang kenyataannya gila.
Aku tergila-gila padamu. Sungguh, ini sangat di luar logika.
Aku
punya banyak cara untuk mendapatkan semua informasi tentang dirimu yang
masih misteri bagiku. Aku melakukan hal bodoh itu cukup lama.
Mengagumimu hanya dari jauh, tanpa punya satu saja alasan untuk
mendekatkan diriku padamu.
Aku,
ternyata terlalu naif mengira dirimu akhirnya bisa luluh padaku.
Beberapa kali aku kau bawa terbang tinggi. Tapi ternyata kau membawaku
terbang hanya untuk menjatuhkanku. Termasuk hari ini, saat kau tersenyum
padaku. Tak dapat kulukiskan dengan jelas perasaanku hari ini. Ingin
rasanya membalas senyumanmu. Tapi aku takut terjatuh lagi. Pada akhirnya
aku hanya bisa mengalihkan pandanganku. Aku hanya bisa mengacuhkanmu.
Bagaimana
tidak? Detik ini, menit ini, kau milik seseorang. Seorang gadis cantik.
Adik kelas kita. Pintar. Memesona. Sangat berbeda denganku. Sangat
standarmu. Sangat serasi denganmu.
Beberapa
kali aku memergoki kalian bertemu di luar jam pelajaran. Kalian sungguh
serasi. Cantik dan tampan. Kalian meninggalkanku dalam tangis yang
kusimpan sendirian.
Aku
tau, aku sadar sepenuhnya. Aku tak akan mungkin bisa bersanding
denganmu. Lalu, apa maksud senyuman misteriusmu selama ini? Mengapa kau
harus menatapku diam-diam? Mengapa kau harus menjaga bicara dan
tingkahmu di depanku? Mengapa kau menjatuhkanku di atas ketinggian?
Mengapa harus kau yang kusayangi dalam waktu selama ini? Mengapa harus
aku yang merasakan sakit ini sendirian? Mengapa harus kau, yang kucintai
dalam diam?
Continue reading =>> Choose one
oh tidak
BalasHapus